Rabu, 17 Januari 2018

Sajak : Wakil Rakyat Atau Wakil Partai

Oleh : Guntenda Halilintar

foto : by google

Ah...pikiran ku terganjal oleh dua hal
Antara wakil rakyat atau wakil partai
Bicara demokrasi memang omong kosong
Dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat
Hanyalah sebuah simbol belaka

Toh masih ada partai pengusung
Bukan rakyat yang mengusung
Dalam demokrasi terlahir empat kontrak politik
Kepentingan partai
Kepentingan golongan/kolega
Kepentingan individuals
Kepentingan rakyat

Partai politik jarang jatuh cinta dengan
Kaum populis, humanis dan sosiallis
Partai politik jatuh cinta dengan
Kaum kapitalisme dan neoliberalisme
Juga demokrasi bersetubuh dengan Kaum feodalisme

Ah...lagi-lagi aku bimbang
Mengatakan dia (pemerintah) wakil rakyat
Coba bayangkan, begitu banyak kasus kemanusiaan yang melanda NTT
Wanita yang berumur 15 tahun ke atas menjadi makanan empuk
Mereka dikirim ke NEGERI sebelah, Malaysia, Singapore dan Taiwan
Di tahun 2015 ada 914 orang yang dikirim
Di tahun 2016 ada 726 tkw bermaslah
Di tahun 2017 Ada 137 kasus
NTT dilanda bau busuk kasus human trafficking
Dia tetap bungkam, tak pernah mengambil sikap
Apakah dia wakil rakyat?
Bikan!, dia wakil partai politik

Bukan hanya itu saja
Dia juga mencaplok pantai pede
Surat cintanya antara fidelis pranda dan gusti dula ia tolak
Dia lebih memilih surat cinta dari ibu lidia sim
Hingga kini pantai pede masih status privatisasi
Apakah dia wakil rakyat?
Bukan!, dia adalah wakil partai politik
Dia bagian dari Kaum borjuis

Jakarta, 13 Januari 2017

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search